Tren tata rias pengantin selalu berubah setiap tahunnya. Hal ini dijelaskan oleh Sri Suhartatik, pemilik Rias Dioda, sebuah studio tata rias pengantin di Surabaya.
Pada tahun 2005, ia memulai perusahaan rias pengantinnya sendiri setelah meninggalkan posisinya sebagai karyawan pemasaran di sebuah perusahaan pakaian.
“Tentu setiap tahun itu ada yang baru, mulai dari model riasan, busana juga. Nah supaya tetap bisa mengikuti, kita harus punya banyak teman,” jelas perempuan yang akrab disapa Tatik itu.
Tatik menambahkan bahwa cara lain yang penting untuk tetap mengikuti perkembangan zaman adalah dengan terlibat dalam komunitas rias wajah. Tatik sendiri bergabung dalam Harpi Melati dan Tiara Kusuma.
“Karena saya belajarnya itu otodidak ya, awalnya dari ikut-ikutan merias, sampai bisa buka jasa sendiri. Menurut saya banyak teman itu bikin banyak ilmu,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa menghadiri seminar-seminar tentang tata rias pengantin adalah syarat lainnya. Ia mengakui bahwa seminar sering kali menjadi sumber pengetahuan baru dan memperdalam pengetahuan tentang tata rias, selain mengikuti perkembangan.
Mempertahankan usaha jasa rias pengantinnya selama 12 tahun, Titik mengatakan bahwa selain tetap mengikuti perkembangan zaman, kualitas pelayanan juga sangat penting.
“Tepat waktu itu yang utama, karena ini bisa menjadi gambaran awal klien mengenai bagaimana kualitas jasa kita,” katanya.
Tatik mengakui bahwa ia menjalankan perusahaannya seorang diri. Pada tahun 2012, dengan bantuan anaknya, ia akhirnya membuat akun Instagram untuk mempromosikan jasa riasnya.
“Kalau mengelola usahanya, saya sendiri. Tapi kadang untuk mengerjakan acara akad atau resepsi, saya bekerja sama dengan perias lainnya, sekitar empat sampai tujuh,” ujar ibu tiga anak itu. (spm)
(Sa’diyah/33221015)