Seorang mahasiswa dari desa Parengan, Kecamatan Jetis, Mojokerto, berhasil mendirikan bisnis kerupuk bawang dengan modal sebesar Rp100 ribu di tengah pandemi Covid-19.
Bisnis kerupuk Ericha Putri dari Afrenia tidak merugi karena pandemi, tetapi omzetnya meningkat dengan mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan.
Nia, sapaan akrabnya, bersama tujuh karyawan, yang rata-rata tetangga, langsung memulai membuat kerupuk bawang dengan bahan baku tepung terigu yang telah diukur dalam jumlah tertentu, lalu dicampur dengan bumbu yang sudah disiapkan.
Selanjutnya, bahan untuk kerupuk bawang langsung dicampur dengan air dalam mesin adonan dan diadon selama lima belas menit. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam plastik ukuran tertentu dan kukus selama empat jam. Setelah matang, kerupuk terlebih dahulu didinginkan dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam wadah. (irma/33221018)
Sumber: https://edukasi.okezone.com/read/2022/02/08/623/2543945/kisah-sukses-mahasiswa-rintis-usaha-kerupuk-bawang-di-tengah-pandemi-covid-19