“KRUPUK CIKONENG : DARI DESA KE MEJA MAKAN ANDA”

 

Purworejo, purworejo – Kerupuk adalah sebuah kuliner yang cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia. Cukup unik memang kuliner yang satu ini karena kerupuk dapat disebut sebagai cemilan namun juga dapat disantap saat makan. Bahkan bagi para penggila kerupuk, porsi kerupuk kadang sebanding atau bahkan lebih baik saat sarapan, makan siang maupun makan malam. Kerupuk Aci sejenis makanan yang terbuat dari bahan dasar aci/tepung singkong. Kuliner ini juga sering dijadikan pengiring makan selain nasi seperti lotek, mie baso, mie kocok, soto, dll. Terkadang kerupuk aci ini dimakan begitu saja. Di Provinsi Jawa Barat, ada satu desa dikenal sebagai produsen kerupuk yaitu wilayah Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jenis kerupuk yang dihasilkan adalah kerupuk aci. Karena masyarakat umum dahulunya mengenal wilayah Cikoneng – Ciamis sebagai penghasil kerupuk aci tersebut, maka nama Cikoneng ikut terbawa dalam kuliner tersebut menjadi Kerupuk Aci Cikoneng.

Pada tahun 1992 almarhum kakek dan orang tua dari Bu Iis (47) memulai usaha produksi Krupuk Cikoneng beralamat di Rt.5, Rw.2, Doplang, Kecamatan. Purworejo, Kabupaten Purworejo. Usaha ini telah diwariskan generasi ke generasi, kini sudah berjalan empat generasi. Berawal dari mbah buyut dari Cikoneng, Ciamis lalu membuka cabang di magelang dengan nama Mie Rasa, yang terahir membuka cabang di purworejo diberi nama Cikoneng. Kini Bu Iis mempunyai kurang lebih empat karyawan yang bekerja di pabrik krupuk tersebut. Untuk mendapatkan bahan baku tepungnya dari majenan, dan kayubakarnya dari pengepul di daerah sucen, bayan. Karena tahap pengukusan dan penggorengn masih tradisional mengunakan tungku kayu bakar.

Adfertorial

Saat ini hanya memproduksi dua jenis krupuk yaitu bundar dan rambak, karena memeproduksi sendiri dari bahan tepung pati sampai pengemasanya. Untuk bahan yang digunakan yaitu temung pati, bahan bumbu garam, bawang putih, trasi, sasa, roico. Pertama tepung pati di campur air dibuat menjadi bubur lalu diberi bumbu dan diadonan tersebut distirshatkan satu malam. Kedua pagi nya adonan dimolen/diuleni hingga kalis agar bisa dibentuk. Ketiga masukan adonan ke mesin cetak otomatis lalu keluar sudah berbentuk krupuk. Keempat masuk ketahap pengukusan selama 15 menit lalu tahap pengetapan ke ebeg yang berukuran besar selanjutnya langsung di jemur selama satu hari. Kelima setelah kering bahan krupuk diistirahatkan satu malam. Sesudah di istirahatkan lalu dioven selama 15 menit tahap selanjutnya langsung digoreng hingga mengmbang yang tetahir tahap pengemasa.

Produk ini sudah dipasarkan di beberapa tmpat seperti Brosot, Wonosobo, Magelang, Kulon Progo, dan Purworejo. Untuk metode pemesaranya dititipkan di warung-warung dan dipasar, harga krupuk bundar Rp.115.000 bungkus besar denagn berat 5,5 kg, harga krupuk rambak Rp.130.000 gengan berat yang sama. Ada juga dengan kemasan sedang dengan harga Rp.25.000, sampai harga Rp.2000 untuk kemasan paling kecil. Kendala yang dihadapi yaitu cuaca, apa bila cuaca hujan produksi berkurang dan penambahan biaya pengenovenan. Harapan Bu Iis kedepan untuk kedepanya ingin usahanya lancar, maju, berkembang, dan berharam masih ada yang menerusaknya lagi.

 

Advertorial

Reporter : Fahmi Aditya Nugraha (33221012)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *